ADSENSE 336 x 280
![]() |
Tentara Australia Anthony John (bukan nama sebenarnya) memutuskan masuk Islam dan menikah dengan wanita asal Indonesia. (Credit: ABC) |
Anthony John (nama disamarkan dengan alasan hukum), menjadi tentara tidak lama setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Delapan bulan kemudian, dia menikahi wanita idamannya yang berasal dari Indonesia, dan memutuskan untuk memeluk agama Islam.
John yang berbasis di Brisbane mengaku menghadapi persepsi dari atasannya yang menganggapnya sebagai "risiko". Menurut mengakuannya, ada yang menyampaikan bahwa dia tidak akan pernah dipromosi gara-gara agama yang dipeluknya.
Bentuk perlakuan yang dia alami, katanya, termasuk tidak dilibatkan dalam sesi konseling.
John bertugas di Resimen ke-20 Pengintaian dan Perebutan Target, dan bertugas selama 8 bulan di Afghanistan pada tahun 2011 serta terlibat dalam dunia intelijen militer.
"Dia operator handal salah satu peralatan militer paling rumit di dalam tubuh militer kita," ujar pengacara militer Brian Briggs, yang menjadi pengacara John untuk satu kasus lainnya.
John bertugas menjalankan pengendalian pesawat drone. "Perlakuan yang dia terima sangat tidak pantas," kata Briggs.
Sebagai tentara aktif di Australian Defence Force (ADF), dia tidak ingin namanya disebutkan karena khawatir akan menjadi sasaran kebencian dari orang lain.
Dia bahkan menyebut sebagian rekannya punya persepsi seperti itu.
John mengaku mengalami diskriminasi berulang kali selama 13 tahun karirnya di militer. Umumnya perlakuan itu dilakukan oleh atasannya.
Tahun 2008 sebelum bergabung dengan unit pengintaian, John mengaku ada seorang petinggi militer memarahinya di depan sekelompok tentara lainnya.
"Atasan langsung saya bilang, saya tidak akan pernah ditugaskan atau dipromosikan sebab saya membawa risiko, sebab saya seorang Muslim," kata John.
Di tahun 2013, seorang anggota unitnya memposting penghinaan terhadap orang Islam di media sosial Facebook.
"Bayangkan jika tentara dengan sikap seperti itu bertugas ke negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, maka kita tidak memberi contoh yang baik," kata John.
"Malah, kita mungkin akan menjadi target," katanya.
John kemudian melaporkan postingan Facebook tersebut kepada atasannya. Pelaku akhirnya dijatuhi denda 400 dollar dan dipaksa minta maaf.
Akibat kejadian itu, kata John, dia menjadi tidak popular di kalangan resimennya.
Tahun lalu, John mengajukan permohonan untuk bisa menyesuaikan jam kerjanya selama bulan Ramadan, namun ditolak. Dia lalu mendekati petugas spiritual militer untuk meminta masukan.
Namun, menurut John, petugas itu justru menyarankan, "mencari pekerjaan lain jika ingin menjalankan ajaran Islam secara baik".
"Saya tanya, ini serius? Dia jawab, ya serius," ujar John.
![]() |
John sedang menjalankan ibadah shalat. (Foto: ABC/Alex McDonald) |
'Tak ada bukti'
John mengaku melaporkan kejadian itu melalui prosedur internal. Namun dia, katanya, justru diberitahu bahwa dia bisa menghadapi tuntutan karena membuat laporan menimbulkan kesulitan.
ADSENSE Link Ads 200 x 90
font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;" xmlns="">
Meskipun pihak Angkatan Darat Australia mengakui benar terjadi percakapan sebagaimana dimaksud John, namun komandannya, yaitu Letnan Kolonel Bede Galvin menjelaskan, "tidak ada bukti yang mendukung klaim diskriminasi" John.
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
Letkol Galvin menegaskan, kejadian itu semata-mata kesalahpahaman.
Tapi menurut John, "Ini jelas bukan kesalahpahaman antara dua orang."
Pemeriksaan atas kejadian ini kemudian merekomendasikan tindakan administratif terhadap John.
Dia dikritik karena "menggunakan sudut agama" dalam melaporkan keluhannya dan "tidak berkompromi dalam mencapai apa yang ia inginkan".
Komandannya mengatakan terdapat "kebingungan" di kedua pihak dan menyatakan petugas spiritual militer itu tidak bersalah.
Namun John bersikukuh laporannya itu tidak mengada-ada. "Saya hanya ingin menjalankan tugas saya sebagai tentara," katanya.
John kemudian membawa kasusnya ke pihak Inspektorat Jenderal ADF (IGADF).
IGADF menyimpulkan bahwa seorang anggota di unit John memiliki gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan ADF.
Namun dalam pertemuan pada Juni lalu, Letkol Galvin mempertanyakan tindakan John membawa kasus ini keluar dari garis komando.
"Karena anda mengajukan komplain (kepada IGADF)," kata Letkol Galvin, "Tentu akan beda jika anda melaporkannya ke saya."
"Jika saya tidak tahu masalahnya, saya tidak bisa apa-apa, dan jika sudah di luar kendali saya, tentu saya tidak bisa membantu," tambahnya.
Sementara itu pengacara Brian Briggs mengatakan, tuduhan diskriminasi telah mendampak mendalam kepada klien dan keluarganya.
"Dia tidak dapat merayakan akhir Ramadan bersama istrinya," kata Briggs.
"Dia tidak diikutkan dalam kursus. Dia tidak bisa terlibat dalam konseling kelompok disebabkan karena agama yang dianutnya," katanya.
"Saya tahu pasti (ADF) akan menyelidiki kasus ini karena kurang elok dipandang," tambah Briggs.
![]() |
John dan istrinya yang berasal dari Indonesia. (Foto: Istimewa) |
Surati Jenderal Angus Campbell
Istri John, yang juga tak disebutkan namanya dengan alasan hukum, telah menyurat kepada Panglima Angkatan Darat Jenderal Angus Campbell, dan memohon agar kasus suaminya mendapat perhatian.
Suratnya itu dikirim bulan lalu, namun hingga sekarang belum mendapatkan jawaban.
Menurut catatan ABC, terdapat 102 tentara karir di Australia merupakan pemeluk agama Islam. Jumlah tentara karir keseluruhan sebanyak 57 ribu.
Salah seorang perwira menengah yang beragama Islam adalah Mona Shindy, yang bertugas di Angkatan Laut sebagai teknisi persenjataan.
"Saya jadi gelisah jika memikirkan bahwa ada petugas spiritual militer yang mengatakan hal seperti itu," kata perwira wanita ini.
Angkatan Laut belum lama ini memberlakukan pedoman pakaian seragam untuk tentara wanita muslimah, pilihan makanan halal, serta menunjuk petugas spiritual untuk agama Islam.
"Membina kultur di lingkungan Angkatan Bersenjata yang inklusif, itulah gambaran masyarakat kita yang mampu membuat kita jadi kekuatan yang efektif, efisien dan kuat," kata Kapten Shindy.
Pihak ADF tidak bersedia menjawab sejumlah pertanyaan teknis yang diajukan ABC.
Sumber http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2015-11-26/kisah-tentara-australia-yang-masuk-islam-dan-menikahi-wanita-asal-indonesia/1518942
0 Response to "Mengharukan! Tentara Australia Masuk Islam dan Menikahi Wanita Indonesia"
Posting Komentar